KHUTBAHJUM'AT BULAN SYAWAL. الحمد لله, الحمد لله الذى افتتح أشهر الحجّ بشهر شوّال. وجعله متجر ا لنيل الفضائل وا لإ فضال. فسبحان الّذى انفرد بصفات الكمال. احمده سبحانه وتعالى حمدا كثيرا مباركا كما يحبّ
Cilacap - Banyak orang beranggapan bahwa nikmat itu sebatas kesenangan duniawi berupa limpahan harta benda, pangkat dan jabatan. Tentunya saja, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Pasalnya banyak sekali nikmat-nikmat Allah yang harus kita syukuri, selain dari kesenangan-kesenangan duniawi di atas. 6 Peristiwa Penting di Bulan Jumadil Awal, Peperangan hingga Pernikahan Rasulullah SAW Doa Agar Terhindar dari Pertengkaran Merek Bola Al Rihla di Piala Dunia 2022 dan Kitab Ar-Rihlah Ibnu Batutah Perihal banyaknya nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada manusia dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 18 اِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Artinya “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Ayat di atas menjelaskan tentang banyaknya nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia. Saking banyaknya sehingga jikalau kita menghitung nikmat-nikmat itu pasti tidak akan mampu. Saat ini, kita telah memasuki bulan Jumadil Awal atau Jumadil Ula. Berdasarkan namanya, bulan ini dapat diartikan sebagai bulan yang mulai memasuki cuaca yang dingin. Jumadil sendiri berasal dan seakar kata dengan kata jamada’, yang artinya beku. Beku lantaran saking dinginnya sehingga menyebabkan air menjadi beku. Demikian asal muasal bulan ini disebut Jumadil Awal Memang kenyataannya mendekati bulan Jumadil Awal ini, di beberapa wilayah di Indonesia, orang-orang merasakan cuaca yang sangat dingin. Dalam kondisi demikian, biasanya orang mudah sekali terjangkit penyakit. Hal ini disebabkan kondisi tubuh yang kurang fit akan kaget ketika merespon cuaca ekstrim seperti ini dan efek selanjutnya akan mengalami sakit flu, batuk dan demam. Tentunya ketika sakit, kita akan merasakan betapa nikmatnya sehat. Memang acapkali kita sering melalaikan nikmat yang satu ini, yakni nikmat sehat. Padahal nikmat sehat ini sangat penting karena dapat menunjang nikmat-nikmat lainnya. Sebagai contoh nikmat makan, minum, memiliki kendaraan, uang dan lain sebagainya ini tidak ada artinya jika kita sakit. Oleh sebab itu, maka sehat merupakan salah satu nikmat yang juga harus kita syukuri. Berkaitan dengan nikmat sehat, berikut ini teks materi khutbah Jumat Jumadil Awal yang berjudul Mensyukuri Karunia Allah Berupa Nikmat Sehat sebagaimana dikutip dari laman Pertamaاَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَخْرَجَ نَتَائِجَ أَفْكَارِنَا لِإبْرِازِ أَيَاتِهِ وَأَفْضَلَنَا بِرُسُوْلِيَّةِ شَرَفِ الْأَنَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلى جَمِيْعِ الْعَالَمِ. اَللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ هُوَ الْمُنْعِمُ الْمُتَفَضِّلُ، وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا. إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ. وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ ولَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh Kenikmatan hidup paling nikmat di dunia ini adalah nikmat sehat, karena apa pun yang kita miliki di dunia tak akan bisa dinikmati jika kita sakit. Di masa pandemi sekarang ini nikmat sehat menjadi hal yang mahal harganya. Karenanya, kita perlu mensyukuri nikmat sehat dengan sebaik-baiknya. وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللهِ لَا تُحْصُوها، إِنَّ الْإِنْسانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ Artinya, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh manusia sangat zalim dan banyak mengingkari nikmat.” QS al-Nahl 18 Nikmat sehat bukan suatu kemewahan seperti emas dan perak. Tetapi menjadi mahal ketika kesehatan telah berubah menjadi sakit. Nikmat sehat merupakan mahkota tubuh, saat kita terbaring sakit, kita baru sadar bahwa kesehatan sangat berharga. Orang yang mengabaikan kesehatan dirinya adalah orang yang menabung masalah untuk masa depannya. Bahkan John Locke seorang Filosof Inggris mengatakan, "Jika dengan memperoleh pengetahuan malah merusak kesehatan kita, maka kita bekerja untuk hal yang tidak berguna." Pantas saja, dalam suatu hadits diriwayatkan عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ، اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dia berkata Nabi saw bersabda Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu lalai padanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” HR Bukhari. Lanjutan Khutbah PertamaDalam Mukhtashar Minhâjul Qâshidîn intisari kitab Ihya` Ulûmiddîn diriwayatkan, ada orang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang alim. Lalu Si Alim berkata “Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” “Tidak”, jawabnya. “Apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” tanya ulang Si Alim. “Tidak”, jawabnya. “Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan mendapatkan 20 ribu dirham?”, lanjut Si Alim. “Tidak”, jawabnya. “Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” Si Alim terus bertanya. “Tidak”, jawabnya. “Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu?”, pungkas Si Alim. Dari kisah tersebut, kita dapat memetik pelajaran bahwa nikmat sehat atau kesehatan jauh lebih berharga dibanding uang yang banyak ataupun harta yang melimpah. Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh Betapa pentingnya nikmat kesehatan, hingga Rasulullah saw pun bersabda مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا Artinya, “Siapa saja di antara kalian masuk waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman dalam rumahnya, punya makanan pokok pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” HR Ibnu Majah.Lanjutan Khutbah PertamaDalam Islam menjaga kesehatan menjadi bagian penting dari prinsip-prinsip pemeliharaan pokok syariat maqâsidusy syarî’ah yang terdiri dari; pemeliharaan agama hifdzud dîn, pemeliharaan diri/kesehatan hifdzun nafs, pemeliharaan akal hifdzul aql, pemeliharaan keturunan hifdzun nasab, dan pemeliharaan harta hifdzul mâl. Sebaliknya, Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan atau keselamatan jiwa, sebagaimana tersebut dalam firman Allah swt yang artinya, "Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian dalam kerusakan." QS Al-Baqarah 195; dan ayat yang artinya, “Dan janganlah kalian membunuh diri kalian. Sungguh Allah Maha Penyayang kepada kalian." QS an-Nisa' 29. Badan kita punya hak yang harus dipenuhi agar terjaga kesehatan maupun keseimbangannya. Di antara hak badan adalah memberikan makanan pada saat lapar, memenuhi minuman saat haus, memberikannya istirahat saat lelah, membersihkannya saat kotor, dan mengobatinya saat sakit. Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan. Agar tetap sehat, ada 10 hal yang perlu diperhatikan, yaitu 1 dalam hal makan, 2 minum, 3 gerak, 4 diam, 5 tidur, 6 terjaga, 7 hubungan seksual, 8 keinginan-keinginan nafsu, 9 keadaan kejiwaan, dan 10 mengatur anggota badan. Diriwayatkan dari al-Abbas bin Abdul Muthallib ra, ia berkata, “Aku pernah datang menghadap Rasulullah saw dan bertanya Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam doaku.’ Saw Nabi menjawab Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan.’ Kemudian aku menghadap lagipada kesempatan lain dan saya bertanya Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam doaku.’ Nabi menjawab Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw, mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” HR at-Tirmidzi. Hal paling indah di dunia ini adalah anugerah kesehatan dan keluarga bahagia di saat usia makin bertambah tua. Untuk itu tentu kita ingat sabda Nabi Muhammad SAW اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَا بَكَ قَبْلَ هَرَ مِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ رواه الحاكم ِ Artinya, “Jagalah lima hal sebelum datang lima hal lainnya, yaitu 1 mudamu sebelum tuamu, 2 kesehatanmu sebelum sakitmu, 3 kayamu sebelum fakirmu, 4 luang waktumu sebelum sibukmu, dan 5 hidupmu sebelum matimu. HR Hakim. Lanjutan Khutbah PertamaMa’âsyiral muslimîn rahimakumullâh Sejak pandemi Covid-19 terjadi, kesehatan semakin terlihat penting bagi masyarakat. Wabah Covid-19 menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Perilaku hidup sehat seperti mencuci tangan menggunakan sabun, makan makanan bergizi, dan rajin melakukan aktivitas fisik menjadi kegiatan yang saat ini lazim kita lakukan. Hal ini disebabkan adanya keyakinan masyarakat bahwa melakukan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan langkah yang efektif untuk menghindarkan diri dari penularan virus Covid-19. Bahkan dengan alasan menjaga kesehatan dan menghindarkan diri dari penyakit, masyarakat rela untuk mengurung diri di rumah selama berhari-hari. Untuk itu, mari kita ingat dan syukuri nikmat sehat ini sebaik-baiknya, agar dapat menggunakannya untuk beribadah dan melakukan berbagai aktifitas yang bermanfaat dalam kehidupan. فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ Artinya, “Maka ingatlah kepada-Ku Allah, niscaya Aku akan ingat kepadamu; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku.” QS al-Baqarah 152. Demikianlah khutbah singkat ini, semoga bermanfaat mengingatkan kita agar selalu menjaga kesehatan dan mensyukurinya dengan sebaik-baiknya. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah Keduaاَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Khazim Mahrur Saksikan Video Pilihan IniNgaku Keturunan Majapahit dan Punya 11 Istri, Dukun Cabuli Gadis Muda* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kelebihan(Fadhilah) pada jum'at terahir bulan Rajab_Selamat datang para bloger khatib, semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT untuk menyampaikan tausiah atau nasehat kepada saudara seiman. Ilmu, Simbol Kejayaan Umat Posted, 6/2/2017 Contoh Khutbah Terbaru Bulan Jumadil Awal_Selamat datang para bloger khatib, se Susunan Acara
- Berikut adalah teks khutbah Jumat terbaru yang dapat disampaikan pada bulan Rabiul Awal 1443 H. Bulan Rabiul Awal ini merupakan salah satu bulan pada kalender hijriyah yang didalamnya terdapat satu peristiwa penting, yaitu kelahiran Rasulullah SAW. Sehingga momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW ini akan menjadi satu momentum yang ditunggu oleh umat Islam untuk memperingatinya. Baca Juga Khutbah Jumat Akhir Bulan Safar Singkat Terbaru 2021 Tentang Kebenaran Ajaran Islam Peringatan kelahiran Nabi atau yang populer disebut dengan Maulid Nabi Muhammad SAW ini dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awal. Karena pada 12 Rabiul Awal itulah Rasulullah SAW dilahirkan ke dunia pada tahun Gajah. Pada materi Khutbah jumat terbaru 2021 yang singkat dan padat ini akan mengulas tentang hikmah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Teks Khutbah Jumat ini disusun oleh KH. Kholid Mas'ud disajikan dalam teks khutbah yang singkat dan padat yang kemudian dapat dijadikan sebagai referensi bagi khatib untuk menyampaikan Khutbah Jumat pada bulan Rabiul Awal tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Baca Juga Khutbah Jumat Terbaru 2021 Tentang G30S PKI, Bahaya Komunisme bagi Islam dan Indonesia
GenerasiBerlian, Inspirasi Hijrah Nabi; Liputan Viky Safitri, kontributor PWMU.CO Gresik; Guru SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik.
Khutbah Jum’at Amal Jariyah, Amal yang Tidak Terputus – Kita kini berada di Jum'at pertama bulan Jumadil Awal 1433 H, tepatnya tanggal 7 Jumadil Awal. Khutbah Jum'at edisi 7 Jumadil Awal 1433 H bertepatan 30 Maret 2012 ini, Bersamadakwah mengambil tema Amal Jariyah, Amal yang Tidak Terputus. *** KHUTBAH PERTAMA إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Segala puji hanya milik-Nya yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung bagi kita semua. Dan diantara semua kenikmatan itu, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama. Dengan nikmat itu, nikmat yang lain menjadi bernilai di hadapan Allah. Atas dasar nikmat itu, nikmat yang lain menjadi berharga di sisi Allah. Hanya dengan adanya nikmat itu, nikmat yang lain bermakna bagi kita, dalam pandangan Allah SWT. Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana, kehidupan sementara, kehidupan yang sebentar saja. Jika kita dikaruniai usia yang sama dengan Rasulullah, hidup kita di dunia sekitar 63 tahun lamanya. Mungkin ada yang lebih lama dari itu, tetapi banyak juga yang kurang dari itu. Betapa banyak saudara dan teman kita yang meninggal di usia muda; entah didahului oleh sakit maupun kematian yang tiba-tiba. Melalui kecelakaan atau bencana alam, misalnya. Pendek kata, jika waktunya telah tiba, kematian tak bisa ditunda. فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ Maka apabila telah tiba waktunya yang ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya. QS. An Nahl 61 Maka hidup yang sangat singkat ini harus diisi dengan memperbanyak bekal. Selagi kematian belum datang maka hidup ini harus dipenuhi dengan amal. Dan diantara amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia, ada tiga amal istimewa yang tidak akan terputus pahalanya meskipun sang pelaku telah berada di alam barzakh. Pahala tiga amal itu akan tetap mengalir kepadanya meskipun ia tak lagi hidup di dunia. Apa saja tiga amal jariyah yang tidak terputus itu? Rasulullah SAW bersabda إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendo’akannya. HR. Muslim dan Ahmad Hadits yang sama, dengan matan sedikit berbeda diriwayatkan juga oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan An-Nasa'i Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Amal pertama yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah sedekah jariyah. Yaitu sedekah yang kemanfaatannya terus mengalir. Selama ia bermanfaat, selama itu pula pahalanya mengalir kepada orang yang bersedekah itu, walaupun ia telah meninggal. Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari Anas disebutkan contoh sedekah jariyah ini; yakni membangun masjid, membuat saluran air, membuat sumur, menanam pohon, dan menulis/mencetak mushaf. Selama masjid yang dibangunnya itu ditempati shalat, ia mendapatkan pahala itu. Selama saluran air yang ia buat dimanfaatkan orang lain entah air minum ataupun irigasi, ia mendapatkan pahala itu. Selama sumur yang ia buat dimanfaatkan oleh orang lain, ia pun tetap mendapatkan pahala itu. Selama pohon yang ia tanam, buahnya dimakan orang lain bahkan binatang atau menjadi tempat berteduh dan penyimpan air, ia mendapatkan pahalanya. Selama mushaf yang ia cetak atau ia sedekahkan masih dibaca, ia juga mendapatkan pahalanya. Tentu, lima hal itu adalah contoh dan tidak membatasi sedekah jariyah pada itu saja. Membangun sekolah, lembaga pendidikan, rumah sakit, jalan, jembatan dan seterusnya selama manfaatnya masih terus dirasakan, orang yang bersedekah membangunnya terus mendapatkan pahalanya. Mengalir. Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Amal kedua yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu yang diajarkan kepada orang lain, lalu orang itu mengalamkan dan mengajarkannya kepada orang lain, dan demikian seterusnya. Maka sepanjang ilmu itu terus bergulir, diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan diamalkan, orang yang mengajarkannya mendapatkan limpahan pahala yang terus mengalir itu. Orang-orang yang dikaruniai harta lalu mensedekahkannya, termasuk dengan sedekah jariyah, dan orang yang dikaruniai ilmu lalu menjadikannya ilmu manfaat dengan mengalamkan dan mengajarkan, kedua tipe orang itulah yang boleh diiri agar kita juga bisa seperti itu. لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا Tidak boleh hasad iri kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu, lalu ia menunaikan dan mengajarkannya. HR. Bukhari dan Muslim Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Amal ketiga yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya. Anak di sini tidak terbatas anak keturunan pertama, tetapi juga anak dari anak dan seterusnya. Maka di sinilah pentingnya bagi orang tua untuk mendidik putra-putrinya menjadi anak-anak yang shalih sehingga mereka mendoakan orang tuanya tatkala orang tuanya telah meninggal. Demikian pula anak-anak itu nantinya mendidik putra-putrinya untuk menjadi shalih dan shalihah lalu mendoakan orang tua serta kakek dan neneknya. Karenanya salah satu doa yang sangat penting untuk kita panjatkan adalah seperti doanya Nabi Ibrahim رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang saleh. QS. Ash Shafat 100 Doa ibadurrahman yang tercantum dalam QS. Al furqan ayat 74 secara implisit juga mengharapkan anak dan keturunan yang mendoakan orang tuanya. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. QS. Al Furqan 74 Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Kesimpulannya adalah, mari kita berusaha untuk memperbanyak sedekah jariyah yakni sedekah yang kemanfaatannya berjangka panjang bahkan "permanen" tentu saja tanpa mengesampingkan sedekah lainnya; kita berusaha untuk terus dan terus mencari ilmu thalabul ilmi disertai dengan mengamalkan dan mendakwahkan/mengajarkan ilmu tersebut; kita juga terus berusaha mendidik putra-putri kita serta mendoakan mereka agar menjadi anak yang shalih dan shalihah yang nanti secara sadar akan mendoakan kita. Sebab sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua orangtuanya itulah tiga investasi utama, yang pahalanya terus mengalir meskipun kita meninggal dunia. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ KHUTBAH KEDUA الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللهم اعز الإسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين اللهم انصر المجاهدين فى فلسطين اللهم انصر المجاهدين فى كل مكان اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ[Khutbah Jum'at Amal Jariyah, Amal yang Tidak Terputus edisi 7 Jumadil Awal 1433 H bertepatan dengan 30 Maret 2012 M]
KhutbahJumat Menyambut Tahun Baru Hijriyah PDF, Mari Kita Intropeksi Diri (B. Indonesia) Jamaah akan mendapat pemahaman tentang bagaimana Allah SWT memuliakan bulan Muharram. Amalan-amalan ringan namun mendapat pahala yang besar juga akan dijelaskan dalam materi khutbah jumat ini.
Gempa bumi yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat demikian memilukan. Ratusan nyawa meninggal imbas dari gempa dengan kekuatan 5,6 magnitudo tersebut dan menimbulkan kerusakan signifikan. Sebelumnya, masih banyak musibah yang ditimbulkan alam dan mengakibatkan hilangnya nyawa, harta dan fasilitas umum. Menghadapi aneka musibah yang menimpa sejumlah kawasan tersebut, ada pesan yang harus dipegang oleh umat Islam, terutama warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin. Agar musibah yang ada menyadarkan semua pihak untuk melakukan muhasabah yakni koreksi diri. Juga jangan sampai menyalahkan pihak lain, karena yang diperlukan adalah bantuan untuk meringankan beban para korban. Naskah khutbah Jumat ini dapat disebar dan digandakan sebagai sarana menebar kebaikan. Mudah-mudah menjadi jariyah yang pahalanya tentu saja dapat diterima saat ini maupun kelak di akhirat. Redaksi Khutbah I اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah Marilah kesmepatan istimewa dipertemukan di masjid ini digunakan untuk melakukan introspeksi. Melakukan evaluasi diri terhadap kualitas takwa kita dalam artian menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi yang dilarang. Dengan demikian, tiada hari yang telah lewat selain upaya terus memperbaiki kualitas takwa tersebut. Hadirin yang Mulia Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi beberapa musibah yang melanda negeri kita. Mulai dari gempa bumi, tanah longsor, hingga banjir yang tentu mengakibatkan hilangnya nyawa dan rusaknya beberapa fasilitas. Kejadian tersebut membuat kita semua prihatin dan sedih atas musibah yang menimpa terhadap saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana alam. Saudara-saudara kita yang meninggal akibat bencana tersebut mencapai ratusan korban meninggal dunia. Rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum juga mengalami kehancuran. Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar halaman 108 meriwayatkan sebuah hadits, yang intinya Nabi Muhammad menganjurkan kita untuk membaca istirja’ ketika terjadi musibah, yaitu kalimat إنّاَ لِلهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Allah menjanjikan bagi orang yang mengucapkan kalimat tarji’ ketika terjadi musibah, akan mendapatkan rahmat dan anugerah. Demikian pula Allah akan memberikannya pahala dan pengganti yang lebih baik. Hadirin Hafidhakumullâh Terkait musibah gempa bumi, Nabi dalam riwayat Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, juz I halaman 221 bersabda حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ شَهْرٍ، قَالَ زُلْزِلَتِ الْمَدِينَةُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ إِنَّ رَبَّكُمْ يَسْتَعْتِبُكُمْ فَأَعْتِبُوهُ Artinya Diceritakan dari Hafs, dari Laits dari Syahr, beliau menyatakan Kota Madinah pernah mengalami goncangan di masa Nabi Muhammad SAW. Kemudian Nabi bersabda Sesungguhnya Allah SWT mengingatkan kalian, maka ingatlah pada Allah. Gempa bumi juga terjadi di masa Sayyidina Umar bin Khattab Radliyallâhu Anhu. Dalam kitab Istidzkar, juz II, halaman 418 dikisahkan sebagai berikut رواه بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ صَفِيَّةَ قَالَتْ زُلْزِلَتِ الْمَدِينَةُ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ حَتَّى اصْطَكَّتِ السُّورُ فَقَامَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا أَسْرَعَ مَا أَحْدَثْتُمْ وَاللَّهِ لَئِنْ عَادَتْ لَأَخْرُجَنَّ مِنْ بَيْنِ أَظْهُرِكُمْ Artinya Madinah pernah terjadi gempa di masa Umar radliyallâhu anh hingga pagar bergerak, kemudian Umar berdiri dan memuji kepada Allah SWT. Kemudian Umar berkata Betapa cepatnya apa yang telah kalian perbuat, demi Allah jika gempa terjadi lagi, maka saya akan keluar dari sisi kalian. Dalam menganalisis masalah terjadinya gempa bumi, Sayyidah Aisyah sebagaimana dikutip Imam Hakim dalam kitab Al-Mustadrak ala Shahihain lil Hakim, juz IV, halaman 561, pernah memberikan penjelasan tentang gempa bumi seperti ini أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُؤَمَّلِ بْنِ الْحَسَنِ، ثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّعْرَانِيُّ، ثَنَا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ، ثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْجَهْمِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَرَجُلٌ مَعَهَا، فَقَالَ الرَّجُلُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ حَدِّثِينَا حَدِيثًا عَنِ الزَّلْزَلَةِ، فَأَعْرَضَتْ عَنْهُ بِوَجْهِهَا، قَالَ أَنَسٌ فَقُلْتُ لَهَا حَدِّثِينَا يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ عَنِ الزَّلْزَلَةِ، فَقَالَتْ يَا أَنَسُ إِنْ حَدَّثْتُكَ عَنْهَا عِشْتَ حَزِينًا، وَبُعِثْتَ حِينَ تُبْعَثُ وَذَلِكَ الْحُزْنُ فِي قَلْبِكَ» فَقُلْتُ يَا أُمَّاهُ حَدِّثِينَا، فَقَالَتْ " إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا خَلَعْتَ ثِيَابَهَا فِي غَيْرِ بَيْتِ زَوْجِهَا هَتَكَتْ مَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ حِجَابٍ، وَإِنْ تَطَيَّبَتْ لِغَيْرِ زَوْجِهَا كَانَ عَلَيْهَا نَارًا وَشَنَارًا، فَإِذَا اسْتَحَلُّوا الزِّنَا وَشَرِبُوا الْخُمُورَ بَعْدَ هَذَا وَضَرَبُوا الْمَعَازِفَ غَارَ اللَّهُ فِي سَمَائِهِ، فَقَالَ لِلْأَرْضِ تَزَلْزَلِي بِهِمْ، فَإِنْ تَابُوا وَنَزَعُوا وَإِلَّا هَدَمَهَا عَلَيْهِمْ " فَقَالَ أَنَسٌ عُقُوبَةٌ لَهُمْ؟ قَالَتْ رَحْمَةٌ وَبَرَكَةٌ وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ، وَنَكَالًا وَسَخْطَةً وَعَذَابًا لِلْكَافِرِينَ» قَالَ أَنَسٌ " فَمَا سَمِعْتُ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثًا أَنَا أَشَدُّ بِهِ فَرَحًا مِنِّي بِهَذَا الْحَدِيثِ، بَلْ أَعِيشُ فَرِحًا وَأُبْعَثَ حِينَ أُبْعَثُ وَذَلِكَ الْفَرَحُ فِي قَلْبِي - أَوْ قَالَ فِي نَفْسِي - هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَلَمْ يُخْرِجَاهُ» Inti dan kesimpulan dari hadits di atas adalah ketika masyarakat telah menghalalkan zina, meminum minuman keras, Allah akan memerintahkan bumi untuk gempa, jika mereka bertobat, gempa akan berhenti. Namun jika mereka tidak bertobat, maka gempa akan menghancurkan dan meluluhlantakkan mereka. Anas bertanya Apakah ini hukuman, wahai ummul mukminin? Ini adalah rahmat, berkah, dan nasihat pelajaran bagi orang mukmin, dan azab bagi orang kafir. Jamaah Jumat yang Berbahagia Bagaimana langkah bijaksana dalam menyikapi bencana dan musibah yang menimpa saudara kita? Pertama, sebagai sesama saudara sebangsa dan setanah air, kita harus saling membantu sesuai dengan kemampuan. Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, juz IV, halaman 2074 meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ Artinya Barang siapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa membantu orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hamba-Nya selama menolong saudaranya. HR Muslim Jika mampu untuk memberikan bantuan harta benda, kita sisihkan sebagian harta benda untuk mereka melalui instansi yang terpercaya, seperti LAZISNU, Baznas, PMI, dan lembaga penyalur bantuan lain yang kredibel. Jika kita mampu dengan tenaga dan keterampilan, berikan kemampuan dengan menjadi relawan di tempat bencana. Jika tidak memiliki harta maupun tenaga, kita berikan doa untuk mereka agar diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Kita bayangkan bagaimana kalau seandainya kita atau keluarga yang menjadi korban bencana, kita minimal berempati dan berduka atas kejadian. Karena itu, mari kita bantu mereka sesuai dengan kemampuan. Ingat, lebih baik kita membantu daripada dibantu, lebih baik kita memberi daripada diberi, dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Allah akan memudahkan segala urusan kita selama meringankan beban saudara yang membutuhkan. Kedua, sabar. Makna asal dari sabar adalah “menahan”. Secara syari, pengertian sabar sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Farid dalam kitab Tazkiyatun Nufûs, juz I, halaman 79 sebagai berikut الصَّبْرُ حَبْسُ النَّفْسِ عَنِ الجَزْعِ وَاللَّسَانِ عَنِ التَّشَكِّي، وَالجَوَارِحِ عَنْ لَطْمِ الخُدُوْد وَشَقِّ الثِيَابِ وَنَحْوِهِمَا Artinya Sabar adalah menahan diri dari menggerutu, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari menampar pipi, merobek-robek baju dan sesamanya. Jadi, sabar tidak hanya di bibir, namun juga di hati dan anggota badan. Ketiga, dalam menyikapi terjadinya musibah gempa bumi, kita harus ridha dengan ketentuan Allah SWT. Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz II, halaman 1338 meriwayatkan hadits إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ Artinya Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allâh mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha, ia akan mendapatkan ridla Allah SWT. Siapa yang membencinya, ia akan mendapatkan kemurkaan Allah. Hadirin yang Berbahagia Bagaimana cara menghentikan musibah gempa bumi? Sebagai manusia biasa, kita harus introspeksi diri dan evaluasi diri untuk segera bertobat dari segala dosa dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena bencana alam adalah peringatan Allah bagi kita semua, peringatan untuk meningkatkan ketakwaan, peringatan untuk meninggalkan dosa, dan peringatan agar kita bertobat kepada Allah SWT. Jika sekiranya kita beriman dan bertakwa, pastilah Allah akan melimpahkan kepada kita berkah dari langit dan bumi, karena itu mari mulai dari diri kita, keluarga, tetangga, dan jamaah, mulai dari yang paling mudah, dan mulai dari sekarang untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Artikel diambil dari Khutbah Jumat Tiga Sikap Bijaksana Menghadapi Bencana Semoga saudara-saudara kita di Cianjur, Jawa Barat dan kawan di Jawa Timur seperti Trenggalek, Banyuwangi, Blitar dan daerah lain diberi kesabaran, ketabahan, kekuatan, kemudahan dalam menghadapi semuanya. Semoga gempa yang terjadi menjadi yang terakhir yang terjadi di negeri kita, Indonesia. Ya Allah jadikanlah negeri ini menjadi negara yang aman dan selamat dari segala musibah, negara yang tentram, makmur, dan selalu mendapatkan perlindungan-Mu ya Allah. Negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Amîn ya rabbal alamin. جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ . عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Dibulan istimewa ini, seluruh umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, seperti sholat, sholawat, puasa, dan dzikir, dengan niat mengharapkan ridho Allah. BACA JUGA: Khutbah Jumat Menyambut Awal Tahun 2022: Pentingnya Mawas Diri. Berikut teks Khutbah Jumat Menyambut Bulan Rajab 1443 H / 2022 dikutip dari laman
TIGA YANG DIRIDHOI ALLAH DAN TIGA YANG DIA BENCIKhutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ … فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. Segala puji hanya milik Allah yang telah menurunkan kitab-Nya sebagai petunjuk bagi manusia. Dan yang mengutus Rasul-Nya sebagai hujjah atas mereka. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarganya, para sahabatnya, dan yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat. Kaum muslimin rahimakumullah, Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ﷻ dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Juga dengan mengimani semua berita dan kisah yang disebutkan di dalam Alquran. Kaum muslimin rahimakumullah, Pada kesempatan kalia ini, kami akan sampaikan sebuah hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ “Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” HR. Muslim no. 1715 Kaum muslimin rahimakumullah, Dalam hadits ini terdapat beberapa pelajaran berharga yang harus kita perhatikan. Pelajaran pertama kita wajib mentauhidkan Allah ﷻ dalam beribadah. Tauhid merupakan pondasi agama Islam. Tidak akan tegak agama ini kecuali dengan tauhid. Tauhid merupakan kewajiban yang pertama yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim. Tauhid merupakan hak Allah ﷻ yang paling besar. Rasulullah ﷺ bersabda, يَا مُعَاذُ أتَدْرِي ما حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ ؟ قال قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ حَقَّه عَلَيهم أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، أَتَدْرِي ماَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ إِذَا فَعَلوُا ذلِكَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ حَقُّهُمْ عَلَيْهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَهُمْ “Wahai Muadz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-hambaNya?” Muadz menjawab, “Aku berkata, Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Nabi shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Hak Allah atas mereka adalah hendaknya mereka menyembahNya dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu. Tahukah kamu apa hak para hamba atas Allah bila mereka melakukan hal itu?” Aku menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Nabi shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Hak mereka atas Allah adalah bahwa Dia tidak mengazab mereka.” HR. al-Bukhari dan Muslim. Tauhid adalah dakwah para rasul. Mulai dari Nuh alaihissalam hingga Nabi Muhammad ﷺ. Maka, sudah seharusnya seorang muslim mempelajari tauhid sebelum mempelajari yang lainnya. Allah ﷻ berfirman, فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah..” QSMuhammad Ayat 19. Kaum muslimin rahimakumullah, Pelajaran kedua kewajiban menjauhi syirik. Yaitu menyekutukan Allah ﷻ dalam beribadah kepada-Nya. Syirik merupakan bentuk kezhaliman yang paling besar serta pelanggaran terhadap hak Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman, وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. QSLuqman Ayat 13. Allah ﷻ mengancam orang yang melakukan perbuatan syirik dengan ancaman yang membuat merinding orang yang beriman karena takut. Yaitu, dosa syirik tidak akan diampuni dan kekal di dalam neraka. Namun merupakan suatu musibah yang besar pada zaman ini, banyak orang terjerumus ke dalam perbuatan syirik. Keengganan mereka mempelajari tauhid adalah salah satu sebabnya. Sungguh merugi orang yang banyak melakukan amalan kebajikan, namun tidak diterima oleh Allah ﷻ. Mengapa? Karena ia campurkan ibadah-ibadahnya dengan perbuatan syirik. Allah ﷻ berfirman, وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”. QSAz-Zumar Ayat 65. Kaum muslimin rahimakumullah, Pelajaran ketiga kita wajib berpegang teguh dengan tali Allah, dan tidak boleh berpecah belah. Allah ﷻ berfirman, وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” QSAli Imran Ayat 103. Dalam ayat ini, Allah ﷻ memerintahkan kita agar berpegang teguh dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Dan Dia melarang kita dari perpecahan. Terlebih di zaman fitnah banyak tersebar yang menggiring manusia menuju jalan yang salah. Maka, tidak ada jalan lain untuk menangkal fitnah-fitnah tersebut kecuali dengan berpegang pada Alquran dan Sunnah Rasulullah ﷺ sesuai dengan pemahaman salaf ash-shaleh. Rasulullah ﷺ bersabda, فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ “Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.” HR. at-Tirmidzi. Inilah tiga hal yang apabila kita melaksanakannya, Allah ﷻ akan ridha kepada kita. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ Kaum muslimin rahimakumullah, Kemudian, tiga hal yang dibenci oleh Allah ﷻ yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas adalah Pertama menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya. Karena hal tersebut hanya akan menimbulkan fitnah dan permusuhan. Sehingga Allah ﷻ melarang hal ini, dan memerintahkan kita agar melakukan tabayyun mengecek kebenarannya, apabila kita mendengar sebuah berita. Allah ﷻ berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” QSAl-Hujuraat Ayat 6. Bahkan Rasulullah ﷺ mengancam orang yang suka memberitakan setiap apa yang ia dengar, dengan memberikan predikat pembohong. Rasulullah ﷺ bersabda, كَفَى بِالْمَرْء كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ “Cukuplah seseorang dikatakan berdusta bila menceritakan segala hal yang ia dengar.” HR. Muslim. Kedua banyak bertanya tentang sesuatu yang tidak perlu. Perbuatan ini merupakan sebab hancurnya umat-umat terdahulu. Rasulullah ﷺ bersabda, مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ. “Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka.” HR. al-Bukhari dan Muslim. Oleh sebab itu, para sahabat mengatakan, “Kami dan kami taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya”. Dan begitulah seharusnya sikap seorang mukmin terhadap perintah Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. Allah ﷻ berfirman, وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” QSAl-Ahzab Ayat 36. Kaum muslimin rahimakumullah, Ketiga menghambur-hamburkan harta pada suatu yang tidak bermanfaat. Harta merupakan amanah dari Allah ﷻ yang akan ditanyakan pada hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda, لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai 1 umurnya di manakah ia habiskan, 2 ilmunya di manakah ia amalkan, 3 hartanya bagaimana ia peroleh dan 4 di mana ia infakkan dan 5 mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” HR. Tirmidzi. Maka seorang muslim hendaknya menggunakan hartanya untuk suatu hal yang bernilai ibadah di sisi Allah ﷻ. Itulah tiga hal yang dicintai Allah dan tiga hal yang dibenci-Nya. Kebenaran datang dari Allah ﷻ, kesalahn dari kami dan dari setan. Dan Allah ﷻ berlepas diri dari kesalahan tersebut. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Berikut adalah contoh teks khutbah Jumat Jumadil Akhir 2022 yang dapat dijadikan referensi bagi khatib. Secara umum materi khutbah Jumat bulan Jumadil Akhir 1433 H atau yang juga bertepatan dengan awal tahun Januari 2022 dapat membahas berbagai materi khutbah Jumat teraktual yang terjadi di lingkungan masyarakat.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Yte0ZvSVV1GIsmpOtRYSe_B4JL1GXE0UVyaIfHYNEOO0o6e-kGVqqQ==
Danbarang siapa mengurangi salah satu saja dari padanya maka sesungguhnya ia telah merendahkan haq-haq Tuhannya". Menyadari tentang hal ini, sejak sebulan yang lalu Allah Swt. telah membuka bulan-bulan haji-Nya dengan bulan Syawal. Di bulan Dzulo'dah ini, sebagaimana lazimnya saudara-saudara kita ini yang hendak menunaikan ibadah hajinya
Jakarta - Bulan Jumadil Awal Jumadil Ula 1441 Hijriyah jatuh pada hari ini, Jumat 27 Desember 2019. Terdapat sejumlah peristiswa penting di bulan ini terkait sejarah Islam. Jumadil Al-Awwal atau jumadil awal juga Jumadil Ula adalah bulan kelima dalam kalender Islam. Bulan ini menunjukkan awal musim panas, karena arti dari bulan ini adalah cuaca panas. Banyak kejadian yang berkesan terkait bulan ini. Bulan Jumadil Awal menjadi bulan ketangguhan bagi sahabat nabi dalam mempertahankan keislaman yang telah mereka yakini. Mereka adalah Abdullah bin Zubair bin Awwam serta ibunya Asma' binti Abu Bakar. Pada 17 Jumadil Awal merupakan hari ketika Abdullah dihukum oleh penguasa yang zhalim pada masa itu. Sedangkan Asma' binti Abu Bakar merupakan sahabat nabi yang luar biasa dan teguh pendirian terhadap Islam, meskipun selalu mendapat tekanan dan siksaan karena keyakinannya. Berikut ini beberapa peristiwa penting dalam Islam yang ada di bulan Jumadil Awal 1. Pertempuran "Moota"Pertempuran Moota terjadi di bulan Jumadil Awal. Nabi Muhammad SAW tidak berpartisipasi dalam pertempuran ini. Khalid bin Walid ditunjuk oleh Nabi Muhammad sebagai jenderal keempat dari pertempuran Moota. Khalid bin Walid juga dijuduki sebagai "salah satu pedang Allah".Moota adalah nama sebuah kota di Suriah yang menjadi tempat pertempuran ini. 2. Nabi Muhammad SAW Menikahi KhadijahDi bulan Jumadil Awal juga Nabi Muhammad SAW menikahi istri tercinta yakni Khadijah binti Khuwailid. Khadijah menjadi wanita yang paling dicintai nabi Muhammad. Khadijah adalah satu-satunya orang yang diberi salam oleh Allah SWT melalui jibril ketika jibril menemui Wafatnya Sahabat NabiDi bulan Jumadil Awal, juga terdapat terdapat beberapa peristiwa wafatnya sahabat nabi yaitu- Zaid bin Haritsah, sahabat nabi Muhammad dan pemeluk Islam paling awal dari kalangan bekas budak nabi Muhammad. - Ja'far bin Abi Thalib, putra dari Abu Thalib, sepupu nabi Muhammad dan kakak dari Khalifah ke-4, Ali bin Abi Abdullah Ibn Rawaahah, salah satu sahabat nabi Muhammad Perang Al-AshirahDikutip dalam buku berjudul 'Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah' oleh Ida Ditri Shohibah, peperangan "Al-Ashirah" pada tahun kedua hijriah, dipimpin oleh nabi Muhammad SAW. Tidak terjadi pertempuran disebabkan perjanjian damai yang diantara Rasulullah SAW dengan Bani Mudlij dan penyokong mereka Bani Hamzah. lus/erd
kACjD0. 6kd73rmjq8.pages.dev/2646kd73rmjq8.pages.dev/2046kd73rmjq8.pages.dev/2376kd73rmjq8.pages.dev/3646kd73rmjq8.pages.dev/1016kd73rmjq8.pages.dev/676kd73rmjq8.pages.dev/1256kd73rmjq8.pages.dev/1066kd73rmjq8.pages.dev/201
khutbah jumat bulan jumadil awal